Pages

Rabu, 28 Juli 2010

SILABUS
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Al quran
Kelas : XI, semester 1
Alokasi waktu : 2 x 45’


Pert
ke Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Indikator Materi Standar KBM Standar Penilaian
1.














2. Memahami ayat-ayat Al Quran tentang kompetisi dalam kebaikan.
Memahami ayat-ayat Al Quran tentang perintah menyantuni kaum duafa Membaca Q.S Al Baqarah148 dan Q.S Fatir





Menjelaskan arti Q.S Al Baqarah : 148 dan Fatir : 32




Menampilkan perilaku berkompetisi dalam kebaikan, seperti tercantum dalam Q.S Al Baqarah: 148 dan Fatir: 32 Siswa mampu:
Membaca Q.S Al Baqarah 148 dan Fatir 32 dengan baik dan benar.
Mengidentifikasikan tajwid Q.S Al Baqarah 148 dan Fatir 32 dengan baik dan benar.

Mengartikan kata per kata
Mampu mengartikan ayat per ayat
Mampu menterjemahkan Q.S Al Baqarah: 148 dan Fatir:32


Dari kandungan Q.S Al Baqarah:148 dan Fatir: 32 siswa mampu:
Mengidentifikasikan perilaku berkompetensi dalam kebaikan.
Mempraktikkan perilaku berkompetensi dalam kebaikan
Menunjukkan perilaku berkompetensi dalam kebaikan Surah Al Baqarah: 148 tentang anjuran Berlomba-lomba dalam kebaikan
Surah Fatir: 32 Adanya tiga kelompok umat islam.
Diskusi Pengamatan dan tanya jawab Penilaian prose dan penilaian hasil
3. Membaca Q.S Al Isra’: 26-27 dan Q.S Al Baqarah: 177






Menjelaskan arti Q.S Al Isra’ 26-27 dan Q.S Al Baqarah: 177 Siswa mampu:
Membaca Q.S Al Isra’ : 26-27 dan Q.S Al Baqarah: 177 dengan baik dan benar.
Mengidentifikasikan tajwid Q.S Al Isra’: 26-27 dan Q.S Al Baqarah: 177 dengan baik dan benar.

Mengartikan kata per kata
Mengartikan ayat per ayat
Menterjemahkan Q.S Al Isra’ : 26-27 dan Al Baqarah: 177 Surah Al Isra’: 26-27 tentang anjuran membantu kaum dhuafa
Surah Al Baqarah: 177 tentang anjuran menyantuni kaum dhuafa Diskusi pengamatan dan tanya jawab Penilaian proses dan penilaian hasil
4.







5.





6. 1. Memahami ayat – ayat Al Quran tentang perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup. Membaca Q.S Ar-Rum: 41-42, Al A’raf: 56-58 dan sad: 27




Menjelaskan arti Q.S Ar rum: 41-42, Al A’raf: 56-58 dan sad: 27


Membiasakan perilaku menjaga kelestarian lingkungan hidup, seperti terkadang dalam Q.S Ar rum: 41-42, Al A’raf: 56-58 dan sad: 27 Siswa Mampu:
Membaca Q.S Ar Rum: 41-42, Al A’raf: 56-58 dan sad: 27 dengan baik dan benar.
Mengidentifikasikan tajwid Q.S Ar rum 41-42, Al A’raf: 56-58 dan sad: 27 dengan benar.

Mengartikan kata per kata
Mengartikan ayat per ayat
Menterjemahkan Q.S Ar rum: 41-42, Al A’raf: 56-58 dan sad: 27

Dari Q.S Ar rum: 41-42, Al A’raf: 56-58 dan sad: 27 siswa mampu mengidentifikasikan, mempraktikan dan menunjukkan perilaku menjaga kelestarian lingkungan hidup. Surah Ar rum: 41-42 tentang larangan berbuat kerusakan di bumi
Al A’raf: 56-58 tentang larangan berbuat kerusakan di bumi
Surah Sad: 27 tentang keburukan kaum yang berbuat kerusakan di bumi. Diskusi pengamatan dan tanya jawab Penilaian proses dan penilaian hasil

 

Kamis, 24 Juni 2010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Madrasah : MA Ummul Quro

Mata Pelajaran : FIQIH

Kelas / Semester : X / 1

Pertemuan ke : 4

Alokasi : 1 x 60’


Standar Kompetensi : Memiliki pemahaman dan penghayatan yang lebih mendalam terhadap ajaran Islam tentang Puasa wajib pada Bulan Ramadhan

Kompetensi Dasar : Menerapkan puasa Ramadhan

Indikator :

· Dapat menunjukkan dasar puasa Ramadhan.

· Dapat menyebutkan orang yang mendapat rukhsah puasa pada bulan Ramadhan.

· Dapat menjelaskan manfa’at dan hikmah puasa Ramadhan


I. Materi Ajar : Puasa Ramadhan

II. Metode Pembelajaran : - Ceramah

- Diskusi

- Tanya Jawab

III. Langkah Pembelajaran :

A. Langkah Awal

- Guru mengkondisikan kelas

- Guru dan siswa membaca do’a sebelum pembelajaran

- Guru mengabsen siswa

- Guru mengemukakan tujuan pembelajaran

B. Kegiatan Inti

- Guru menjelaskan dasar Puasa Ramadhan

- Guru tentang manfa’at dan hikmah puasa

C. Kegiatan Akhir

- Guru menyimpulkan materi

- Guru memberitahukan pelajaran yang akan datang

- Guru menutup mengakhiri pelajaran dengan membaca do’a

- Guru mengucapkan salam kepada para siswa sebelum keluar kelas dan siswa menjawab salam

IV. Sumber Belajar

· Al Qur’an dan terjemah

· Fiqih Madrasah Aliyah oleh PT. Toha Putra

V. Penilaian

Obyektif

Mengetahui,

Kepala Sekolah,

Drs. H. Zamris Habib, M. Si

Guru Mata Pelajaran,

Senny Rifki Al Hijri

Selasa, 15 Juni 2010

TUJUH KERUGIAN ORANG BAKHIL

TUJUH KERUGIAN ORANG BAKHIL


Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a berkata :
"Orang yang bakhil atau kikir tidak bisa terlepas dari salah satu tujuh perkara berikut:

1. Ketika ia mati, hartanya akan diwarisi oleh orang yang akan menghabiskan dan membelanjakannya untuk sesuatu yang tidak diperintahkan Allah.

2. Allah akan membangkitkan penguasa zhalim yang akan merenggut seluruh hartanya setelah menyiksanya terlebih dahulu.

3. Allah menggerakkan dirinya untuk menghabiskan harta bendanya.

4. Muncul ide pada dirinya untuk mendirikan bangunan di tempat yang rawan bencana, sehingga bangunan berikut semua harta yang disimpan di dalamnya lalu ludes.

5. Dia ditimpa musibah yang dapat menghabiskan hartanya, seperti tenggelam, terbakar, mengalami pencurian, dan sebagainya.

6. Dia tertimpa penyakit kronis sehingga hartanya habis untuk berobat.

7. Dia menyimpan hartanya di sebuah tempat, kemudian ia lupa tempat itu, sehingga hartanya hilang."

submited by : Irwan Winardi
source : Nashaihul Ibad - Imam Nawawi Al Bantani

RENUNGAN:
Penyakit bakhil dan tamak adalah dua sisi dari sebuah mata uang. Seorang yang terkena penyakit bakhil sudah pasti terkena juga penyakit sampingannya yaitu tamak, loba, serakah, kemaruk, hawek, greed dan sejenisnya. Sebaliknya sorang yang terkena penyakit tamak sudah pasti terkena juga penyakit sampingannya yaitu bakhil, kikir, pelit, pedit, meregehese, cap jahe. Penyakit tersebut biasanya komplikasi dengan penyakit sombong,ujub, riya dan takabur.

Rasulullah saw. pernah bersabda, "Orang bakhil adalah orang yang tidak mengucapkan shalawat kepadaku ketika ia mendengar namaku disebut," (Shahih, HR at-Tirmidzi [3546]). Beberapa ulama menyatakan bahwa orang paling bakhil adalah orang yang tak mau bershalawat. Mengucapkan shalawat adalah sesuatu yang mudah, tak perlu keluar materi sedikitpun, namun kenapa masih ada yang enggan melakukannya. Bahkan ada segelintir golongan yang membenci shalawat dan bahkan mencap sebagai bid'ah. Padahal jangankan kita manusia, menurut al Qur’an, Allah dan malaikatpun membaca salawat kepada Nabi
sehingga orang beriman juga diperintahkan untuk bersalawat dan salam kepadanya; "Innalloha wa mala’ikatahu yushalluna `alan nabiy, ya ayyuhalladzina amanu shallu `alaihi wa sallimu taslima" (Q/33:56).

Saya merenungkan tentang banyaknya bencana yang melanda negri kita. Dengan membaca sabda Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. diatas. mungkinkah banyaknya bencana tersebut adalah karena semakin banyaknya orang tamak dan bakhil di negri ini? Yang sedemikian bakhilnya sampai-sampai bershalawat pun merasa enggan? Jika demikian marilah kita perbanyak sedekah dan jika secara materi kita belum mampu marilah kita perbanyak shalawat agar tidak terkena penyakit bakhil dan mudah-mudahan karenanya kita terhindar dari kerugian yang disabdakan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. tersebut

"Allahumma salli ‘alaa sayyidina Muhammadin wa ‘alaa aalihi wasahbihi ajma’iin"

MAKALAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM

KTSP

Dosen Pembimbing: Drs. Zamris Habib, M.Si

Disusun Oleh:

Filza Apriandita: 2008510077

Seny Rifki Al-Hijri: 2008510078

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2010

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunianya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN”.

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas pada makalah Pengembangan Kurikulum. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik dalam segi materi, maupun penyusunan dari segi tata bahasanya. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat kami harapkan.

Akhir kata semoga makalah ini dapat berarti bagi pengembangan dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum ini dan bermanfaat bagi kita semua, Amiin.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ).

KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Pemberdayaan sekolah dan satauan pendidikan dengan memberikan otonomi yang lebih besar, di samping menunjukan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntunan masyarakat juga merupakan sarana peningkatan kualitas, efisisen, dan pemerataan pendidikan. KTSP merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntunan, dan kebutuhan masing-masing. Otonomi dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dan staf sekolah, menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan, khususnya kurikulum. Pada sistem KTSP, sekolah memiliki “full authority and responsibility” dalam menetapkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan visi, misi, dan tujuan tersebut, sekolah dituntut untuk mengembangkan strategi, menentukan prioritas, megendalikan pemberdayaan berbagai potensi sekolah dan lingkungan sekitar, serta mempertanggungjawabkannya kepada masyarakat dan pemerintah.[1]

PEMBAHASAN

A) Konsep Dasar KTSP

Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitan dengan KTSP adalah sebagai berikut:

# KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.

# Sekolah dan Komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervise diinas pendidikan kabupaten/ kota dan departemen agama yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.

# KTSP untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.

KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. [2]

B) Tujuan KTSP

Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.

Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:

  1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
  2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam mengembangkan kurikulum melalui pengembalian keputusan bersama.

Meningkatkan kompetesi yang sehat antar satuan pendidikan yang akan dicapai.

C) Ciri-Ciri KTSP

1. KTSP memberi kebebasan kepada tiap-tiap sekolah untuk menyelenggarakan program pendidikan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah, kemampuan peserta didik, sumber daya yang tersedia dan kekhasan daerah.

  1. Orang tua dan masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
  2. Guru harus mandiri dan kreatif.
  3. Guru diberi kebebasan untuk memanfaatkan berbagai metode pembelajaran.[3]

D) Karakteristik KTSP

KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan wawasan baru terhadap system yang sedang berjalan selama ini.

Karakteristik KTSP bila diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta system penilaian. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bebrapa karakteristik KTSP sebagai berikut: pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi, kepemimpinan yang demokratis dan professional, serta team kerja yang kompak dan transparan.

E) Prinsip Pengembangan KTSP

KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[4]

2) Beragam dan Terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status social ekonomi dan gender.

3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4) Relevan dengan kebutuhan.

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja.

5) Menyeluruh dan berkesinambungan.

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

6) Belajar sepanjang hayat.

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.[5]

7) Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional dan local untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

F) Strategi Pengembangan KTSP.

Terdapat beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pelaksanaan KTSP, terutama berkaitan dengan sosialisasi KTSP di sekolah, menciptakan suasana yang kondusif, mengembangkan fasilitas dan sumber belajar, membina disiplin, mengembangkan kemandirian kepala sekolah, mengubah paradigma guru, serta memberdayakan staf.

1) Sosialisasi KTSP di sekolah.

Sosialisasi perlu dilakukan secara matang kepada berbagai pihak agar dapat dipahami dan diterapkan secara optimal, karena sosialisasi merupakan langkah penting yang akan menunjang dan mementukan keberhasilan KTSP. Setelah sosialisasi, kemudian mengadakan musyawarah antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan komite sekolah untuk mendapatkan persetujuan dan pengesahan dari berbagai pihak dalam rangka menyukseskan KTSP di sekolah.

2) Menciptakan suasana yang kondusif

Lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik merupakan iklim yang dapat membangkitkan nafsu, gairah dan semangat belajar.Iklim belajar yang kondusif antara lain dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut:[6]

# Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini, guru harus mampu memposisikan diri sebagai pembimbing dan manusia sumber.

# Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama antara peserta didik dan guru. Sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan sebagai sumber belajar.

# Mengembangkan system evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri sendiri. Dalam hal ini, guru sebagai fasilitator harus mampu membantu peserta didik untuk menilai bagaimana mereka memperoleh kemajuan dalam proses belajar yang dilaluinya.

3) Menyiapkan sumber belajar

Sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam KTSP di sekolah antara lain laboratorium, pusat sumber belajar dan perpustakaan, serta tenaga pengelola yang professional. Sumber belajar tersebut perlu didayagunakan seoptimal mungkin, dipelihara dan disimpan dengan sebaik-baiknya. Dalam pada itu, kreativitas guru dan peserta didik perlu senantiasa ditingkatkan untuk membuat dan mengembangkan alat-alat pembelajaran serta alat peraga lain yang berguna bagi peningkatan kualitas pembelajaran. Kreativitas tersebut diperlukan, bukan semata-mata karena keterbatasan fasilitas dan dana dari pemerintah, tetapi merupakan kewajiban yang harus melekat pada setiap guru untuk berkreasi, berimprovisasi, berinisiatif dan inovatif.

4) Membina disiplin.

Terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan dalam membina disiplin di sekolah, sebagai berikut:

# Konsep diri, strategi ini menekankan bahwa konsep-konsep diri masing-masing individu merupakan factor penting dari setiap perilaku.

# Keterampilan berkomunikasi, guru harus memiliki keterampilan komunikasi yang efektif agar mampu menerina semua perasaan.[7]

# Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami, perilaku-perilaku yang salah terjadi karena peserta didik telah mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya.

# Klarifikasi nilai, strategi ini dilakukan untuk membantu peserta didik dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk system nilainya sendiri.

# Analisis transaksional, disarankan agar guru belajar sebagai orang dewasa, apabila berhadapan dengan peserta didik yang menghadapi masalah.

# Terapi realitas, sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan meningkatkan keterlibatan.

# Disiplin yang terintegrasi, metode ini menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan.

G) Prinsip Pelaksanaan KTSP

Pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan, sedikitnya harus memperhatikan 7 prinsip sebagai berikut:

1) Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.

2) Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan ke 5 pilar belajar, yaitu: Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Allah, belajar untuk memahami dan menghayati, belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, belajar untuk membangun dan menemukan jati diri.

3) Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan dan moral.[8]

4) Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani.

5) Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai.

6) Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, social dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan.

7) Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan local dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

Ke 7 prinsip di atas harus diperhatikan oleh para pelaksana kurikulum (guru), dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, baik menyangkut perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi.[9]

KESIMPULAN

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.

Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.

SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

DAFTAR PUSTAKA

1) Mulyasa, E. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

2) Situs Internet WWW.Google.COM



[1] www.google.com

[2] Dr. E. Mulyasa, M.Pd. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, hlm 19,20,21

[3] Ibid, hlm 22-24

[4] Ibid, hlm 29 dan 151

[5] Ibid, hlm 152-153

[6] Ibid, hlm 153-154-156

[7] Ibid, hlm 157-158

[8] Ibid, hlm 247-248

[9] Ibid, hlm 249